MENGENDALIKAN DIRI
"Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya."
Sebuah kota pasti dilindungi, dijaga, ditata, dan dikelola. Hal ini serupa dengan hidup kita. Yang menarik, benteng atau pagar kota tersebut diumpamakan dengan pengendalian diri seseorang.
Ketika seseorang mampu mengendalikan dirinya, maka amanlah "kotanya," amanlah hidupnya. Namun, ketika seseorang tidak mampu mengendalikan diri, ia seperti kota yang temboknya roboh, sehingga musuh memiliki peluang besar untuk menyerang, mencuri, dan membinasakan.
Pengendalian diri adalah tembok pelindung yang menjaga hati, pikiran, dan tindakan dari dosa atau kehancuran. Dalam Amsal 25:28, mengendalikan diri adalah tindakan aktif untuk menahan dorongan emosional, hawa nafsu, atau kehendak yang tidak terkendali, melalui hikmat dan disiplin rohani. Pengendalian diri mencerminkan kebijaksanaan dan merupakan hasil dari hubungan yang baik dengan Allah.
Mari kita renungkan:
- Andaikan Kain bisa mengendalikan diri, mungkin Habel tidak akan terbunuh.
- Andaikan Sara bisa mengendalikan diri, mungkin konflik antara keturunan Ishak dan Ismael tidak akan pernah terjadi.
- Andaikan Daud bisa mengendalikan diri, maka Uria tidak perlu kehilangan nyawanya.
- Andaikan Simson bisa mengendalikan diri, mungkin ia tidak akan dikalahkan oleh orang Filistin.
Demikian juga, andaikan anak-anak Tuhan bisa mengendalikan diri, banyak situasi dalam hidup mereka yang dapat terselamatkan. Kiranya kita belajar menjaga hidup dengan pengendalian diri. Tuhan memberkati.