BAHASA ROH ASLI DAN YANG PALSU
Kisah Para Rasul 2:4: "Maka penuhlah mereka semua dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk diucapkan."
Seseorang bisa saja pada awalnya dipenuhi dengan Roh Kudus, bertumbuh dalam iman, bahkan menghasilkan buah-buah rohani. Namun seiring waktu, jika orang tersebut tidak menjadi berkat-bahkan justru menjadi batu sandungan, baik bagi sesama orang percaya maupun bagi mereka yang belum mengenal Kristus- namun tetap berbahasa roh, maka timbul pertanyaan: bahasa roh siapa yang sebenarnya sedang diucapkannya?
Saya berani katakan, itu bukan lagi bahasa yang diberikan oleh Roh Kudus, melainkan bahasa dari dirinya sendiri. Mengapa?
Karena orang yang sungguh-sungguh dipenuhi oleh Roh Kudus seharusnya tidak hanya berbahasa roh, tapi juga memancarkan buah Roh dalam kehidupannya — bukan secara musiman, tapi setiap hari.Buah hanya dapat dihasilkan dari pohon yang hidup, yang terus disiram, dirawat, dan terhubung dengan sumber kehidupan itu sendiri.
Jika seseorang tetap saja hidup dalam kemarahan, kepahitan, dendam, suka mengumpat, tidak bisa menahan diri, dan tidak menunjukkan kasih — maka sebesar apapun karunia rohaninya, dapat dipastikan ia tidak sedang hidup dipimpin oleh Roh Kudus. Ia sedang mengikuti keinginannya sendiri, dikuasai oleh hawa nafsunya, bukan oleh Roh Allah.
Seperti yang tertulis dalam Galatia 5:16 "Hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging."
Berbahasa roh hanyalah tanda, sedangkan buah Roh adalah bukti. Buah itu hanya akan nyata ketika kita hidup dalam ketaatan dan ketundukan penuh kepada Firman Tuhan. Amin. (agus winardi)